Samsung, produsen terbesar perangkat Android, harus membayar biaya lisensi kepada Microsoft untuk pembelian sistem operasi Android.
Microsoft menyatakan, Samsung belum memenuhi perjanjian biaya paten. Kedua perusahaan itu telah berbicara mengenai masalah ini selama beberapa bulan, yang puncaknya Microsoft mengajukan gugatan awal Oktober lalu untuk keterlambatan pembayaran sebesar 1 miliar dolar AS.
Menurut Samsung, akuisisi Nokia Devices oleh Microsoft melanggar perjanjian lisensi yang ditandatangani pada 2011.
Samsung mengatakan akan benar-benar membayar royalti Microsoft, setelah penutupan kesepakatan Nokia, yang menurut Samsung adalah pelanggaran anti thrust atau antimonopoli.
Kesepakatan antara Samsung dan Microsoft menetapkan, Samsung akan berbagi data sensitif dengan Microsoft dalam mengembangkan Windows Phones. Semakin banyak Windows Phone Samsung yang dijual, semakin rendah pembayaran royalti Android.
Sudah bukan rahasia lagi, perangkat Windows Phone identik dengan handset bermerek Lumia, sehingga kemungkinan Samsung untuk membayar rendah biaya Android tidak memungkinkan.
Samsung berpendapat, setelah kesepakatan dengan Nokia Devices ditutup, maka Microsoft menjadi pesaing hardware langsung, dan data sensitif bisa lagi dibagi di antara kedua perusahaan tersebut.
"Perjanjian, sekarang antara para pesaing, mengundang tuduhan kolusi," kata samsung dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Phone Arena.
Samsung harus membayar hampir 1 miliar dolar AS kepada Microsoft untuk biaya lisensi penjualan dari 300 juta handsetnya.