Tuesday 30 December 2014

Blackberry fokus layani "Blackberry People"

Produsen ponsel pintar Kanada, Blackberry, memastikan akan fokus melayani segmen "Blackberry People".

"Blackberry People" adalah sebutan mereka bagi konsumen yang memiliki ikatan tersendiri dan kesukaan yang sulit digantikan terhadap produk Blackberry.
Blackberry fokus layani

"Kami tidak hadir di sini memikirkan bagaimana caranya mengalahkan Samsung, Apple dan sebagainya, tetapi lebih memperhatikan bagaimana kami mengoptimalkan upaya melayani orang-orang yang mencintai Blackberry," kata Manajer Senior Produk Blackberry Asia Tenggara, Ardo Fidhalo, selepas peluncuran seri terbaru Blackberry Passport.

Ardo mencontohkan, ada segmen yang memang sangat menggemari fiturtrackpad atau tombol navigasi yang dioperasikan dengan sapuan ibu jari yang biasanya tertanam pada perangkat-perangkat Blackberry generasi lama (OS 7).

"Saya lihat ada juga banyak orang yang suka sekali sama Bold dan sampai sekarang tidak kunjung mereka lepaskan, karena merasa sangat nyaman dengan trackpad. Untuk mereka itu kami siapkan Blackberry Classic. Kami selalu bermain di segmen 'Blackberry People' itu," katanya.

Blackberry Classic adalah perangkat yang sudah disiapkan untuk diluncurkan dengan fitur-fitur menyerupai produk-produk generasi lama yang masih menggunakan sistem operasi Blackberry OS7 dan tombol qwerty khas disertai trackpad.

Namun bocoran spesifikasi yang ditampilkan situs gsmarena menyebutkan Classic akan dioperasikan dengan Blackberry OS 10.3.

Ardo sendiri masih belum mau menyebutkan kapan Classic akan diluncurkan baik secara global maupun secara spesifik di Indonesia.

"Kami masih terus berunding dengan teman-teman distributor bagaimana rumusan yang tepat untuk di Indonesia.

"Di pasar global sendiri memang belum tersedia barangnya, kemarin baru pengumuman rencana belum peluncuran ketersediaan barang," katanya.

Selain Classic, Ardo memastikan Blackberry juga akan merilis Porsche Design P'9983, tanpa menyebutkan waktu pastinya.

Sunday 28 December 2014

Blackberry simpan rapat ketersediaan pembaruan OS 10.3

Produsen ponsel pintar asal Kanada Blackberry masih belum mau menyampaikan informasi spesifik mengenai rencana ketersediaan pembaruan sistem operasi Blackberry OS 10.3 untuk perangkat-perangkat lama.
Blackberry simpan rapat ketersediaan pembaruan OS 10.3

Manajer Senior Produk Blackberry Asia Tenggara, Ardo Fidhalo, juga berkilah saat ditanya mengenai rencana ketersediaan pembaruan untuk perangkat-perangkat yang menggunakan sistem operasi Blackberry OS 10 itu.

"Saat ini kami masih memfokuskan dulu untuk strategi pemasaran Passport juga beberapa perangkat berikutnya, nantinya pasti akan ada ketersediaan untuk 10.3 di perangkat lama, tanggal resminya kapan nanti akan kita beri tahu," kata Ardo seusai peluncuran produk terbaru Blackberry Passport di Jakarta, Selasa.

Ardo juga enggan menjawab saat ditanya apakah Blackberry OS 10.3 sudah tersedia pembaruannya sebelum akhir tahun 2014 yang akan berakhir kurang dari dua bulan lagi.

Pun demikian, Ardo memastikan bahwa setiap perangkat yang sudah menggunakan Blackberry OS 10 akan bisa diperbarui menjadi Blackberry OS 10.3 apabila ketersediaan pembaruan sudah ada.

"Produk kami sudah ada kompatibilitas dengan sistem itu, artinya dari yang terlama Z10 itu pasti bisa diperbarui kalau memang sudah tersedia," katanya.

Blackberry Passport sejauh ini merupakan satu-satunya produk ponsel pintar Blackberry yang sudah dijalankan dengan Blackberry OS 10.3.

Sementara sebelum Passport meluncur, sedikitnya sudah ada enam seri lain yang menggunakan sistem operasi Blackberry OS 10 yakni Z10, Q10, Q5, Z30, Porsche dan Z3.

HTC One E8, versi terjangkau dari M8

Sejak pertama kali diperkenalkan, HTC One E8 sudah diklaim sebagai versi klasik dari pendahulunya HTC One M8.
HTC One E8, versi terjangkau dari M8

Terma klasik bisa jadi dimaksudkan untuk menggantikan banyak hal, lebih murah atau lebih terjangkau.

Meskipun desainnya sangat mirip, perbedaan mendasar antara E8 dengan M8 sudah bisa ditemukan dengan mudah ketika kita melihat dan menyentuh  kedua smartphone itu.

Secara kasat mata, di bagian punggung E8 dan M8 mempunyai tampilan berbeda. M8 barbalut cangkang full metal nan mengkilat, sedangkan saudara mudanya, E8, berdesain unibody menggunakan bahan polikarbonat yang diklaim kokoh meski ringan.

M8 juga memiliki dwilensa di belakang, sementara E8 tidak dan hanya diperkuat kamera utama 13MP ditambah kamera depan untuk mode swafoto 5MP.

Satu lagi perbedaan yang bisa ditemukan tanpa harus mencoba perangkat adalah harganya. Bila untuk M8 Anda harus merogoh kocek Rp9.499.000, untuk E8 lebih murah Rp2 jutaan atau tepatnya hanya Rp7.499.000.

Bagi Anda yang memiliki telapak tangan sedikit lebih gemuk dari ukuran orang normal, mungkin akan terkendala untuk menggenggam dan mengoperasikan E8 dengan nyaman.

Pasalnya, ponsel berdimensi panjang 146,62 mm, lebar 70,67 mm, ketebalan 9,85 mm serta berbobot 145 gram itu cenderung terlalu ramping untuk digenggam dua tangan, dan lebih enak dengan satu tangan.

Dengan begitu, tentu E8 yang tersedia dalam dua pilihan warna, putih dan abu-abu gelap, akan kurang nyaman untuk pengetikan, terutama ketika Anda menjadikannya sebagai penunjang kerja.

Lubang colokan pengisi daya USB pada E8 berada di bagian bawah ponsel bersebelahan dengan lubang penghubung earphone. Sementara di bagian kanan terdapat tombol pengatur suara dan di bagian atas tombol yang berfungsi untuk menghidupkan ponsel.

Sebagai informasi apabila Anda menekan tombol bagian atas dan tombol mengecilkan suara secara bersamaan, maka ponsel akan secara otomatis menangkap gambar layar atau screen capture.

Bagi Anda yang membutuhkan pemilahan jalur pribadi dan pekerjaan namun tetap menggunakan satu perangkat, E8 memiliki fitur Dual-SIM Hybrid, yang artinya di slot pertama anda bisa menyematkan Nano-SIM GSM maupun CDMA sementara di slot kedua hanya Nano-SIM GSM saja.

Anda juga bisa menentukan nomor mana yang digunakan untuk aktivitas yang memakan data sambungan Internet.

Pada E8 yang bersistem operasi Android Kitkat 4.4.2 dengan tampilan antarmuka khas HTC Sense 6.0, Anda akan mendapatkan tampilan menarik tersaji di layar berukuran 5 inci dengan resolusi Full HD 1080p.

Menjajal ponsel delapan inti perdana HTC, Desire 616

Satu hal yang paling khas dari HTC Desire 616 adalah bahwa ponsel pintar ini merupakan produk pertama dari pabrikan asal Taiwan itu yang disemati prosesor dengan delapan inti atau octacore.
Menjajal ponsel delapan inti perdana HTC, Desire 616

Selain itu, tak banyak fitur mewah ditawarkan mengingat harganya pun tidak sementereng ponsel-ponsel pintar keluaran HTC lainnya, terutama yang bermain di segmen premium.

HTC dibanderol di Indonesia dengan harga Rp2.999.000 atau mudahnya Rp3 juta, jangan bandingkan dengan produk yang diperkenalkan di Indonesia secara bersamaan HTC One E8 yang dihargai Rp7.499.000 atau pendahulunya HTC One M8 yang berharga Rp9.499.000 kala diperkenalkan pertengahan 2014 lalu.

Dengan harga tersebut, Desire 616 memiliki tampilan punggung menggunakan cangkang plastik yang mengkilat dan terlihat murahan sekaligus bakal meninggalkan banyak jejak di sekitar logo HTC yang tercetak di situ saat jemari kita selesai menggenggamnya. Di bagian depan terdapat dua baris lubang-lubang kecil untuk speaker yang berada di atas layar bersebelahan dengan kamera depan pada badan yang dibuat melingkar pada sudut-sudutnya.

Lantaran belum menggunakan desain unibodi, atau baterai menyatu dengan badan perangkat, cangkang bagian belakang bisa dibuka dan di dalamnya terdapat baterai Li-polymer berkapasitas 2.000 mAh serta di atasnya terdapat tiga slot dengan peruntukan Micro-SD di kiri, tengah untuk Nano-SIM kartu utama dan di kanan SIM normal untuk kartu kedua.

Desire 616 juga didukung fitur Dual-SIM Hybrid, yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk menggunakan GSM atau CDMA pada slot utama dan hanya GSM pada slot kedua.

Lubang penghubung earphone berada di atas sementara di bawah terdapat lubang pengisi daya USB, sementara di sisi kanan terdapat tombol pengatur suara yang menyatu serta sebuah tombol kecil pengunci perangkat. Sebagaimana perangkat HTC lainnya, menekan tombol pengunci dan pengurang volume suara akan memerintahkan ponsel untuk menangkap gambar layar.

Ponsel yang memiliki dimensi panjang 142 mm, lebar 71,9 meter, ketebalan 9,15 dan bobot 150 gram ini terasa nyaman baik digenggam dengan satu tangan atau dua tangan sekaligus saat melakukan pengetikan.